Minggu, (3/4) STIT Al Ibrohimy mengadakan Kuliah Umum dengan Tema “Membangun Kesadaran Kritis Menuju Organisasi Mahasiswa Yang Dinamis” pada waktu itu diikuti oleh mahasiswa semester 2 s/d 8 sekitar 73 orang dan dosen beserta staf Akademik STITAL dan ditempatlan di Aula STITAL. Sebagai narasumber di hadiri oleh DR. Ema Marhumah, Ro’fah, BSW.Ph.D, Ahmad Rofiq, Ph.D (Team Pengelola Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta). Pada pertemuan tersebut, session pertama murapakan acara sambutan dan Penandatangan MOU dengan pihak Team Pengelolaan Pasca Sarana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dimana hal ini di tangani langsung oleh Drs. KH. Walid Sja’rani, M.Si (Ketua STITAL ) dan DR. Ema Marhumah yang didampingi oleh Ro’fah, BSW.Ph.D ( Koordinator Program Magister UIN-SUKA). namun sebelum itu dalam sambutan ketua STITAL, STIT Al Ibrohimy bangkalan ini satu -satunya Perguruan Tinggi yang ada di wilayah Galis, tidak lain adalah membantu mencerdaskan bangsa khususnya di Bangkalan. Bahwa Bangkalan termasuk ketinggalan dalam pendidikan ketimbang diwilayah lain yang ada dipulau madura walaupun bangkalan dekat dengan pulau jawa khusus surabaya. Maka dengan ini STITAL mencetakkan sumber daya yang handal walaupun STITAL di wilayah kecamatan, Harapan besar dengan acara ini bisa menambah wawasan dan manfaat bagi mahasiswa STITAL. Session kedua adalah acara inti, acara kuliah umum yang pertama diisi oleh Ibu DR. Ema Marhumah namun beliau tidak memberi materi tetapi sebagai pengantar saja dalam acara tersebut serta beliau membicarakan berbagai pengalaman – pengalaman beliau sewaktu menjadi mahasiswi, ketika beliau jadi aktivis, prestasi – prestasi yang telah diraihnya sampai beliau menjadi punggawa di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Pembicara yang kedua adalah Ahmad Rofiq, Ph.D didalam materinya, beliau menyampaikan jika kita ingin menjadi mahasiswa kritis berintelektual. Yang pertama harus punya mimpi setinggi – tingginya, mimpi itu kita harus beli jangan pernah menyerah,kita perjuangan mimpi itu. Kedua kita harus punya khazanah klasik dengan belajar kitab – kitab klasik seperti punya imam Ghazali dan yang lain, Ketiga Belajar Agama sacara luas. Selanjutnya diisi oleh Ro’fah, BSW.Ph.D. bahwa jika kita ingin menjadi mahasiswa kritis dan dinamis pertama adalah belajar dan belajar dengan cara kita banyak baca buku yang relevan maupun tidak relevan, dan komitmen dalam hal ilmu pengetahuan dengan cara memanfaatkan sumber daya yang ada seperti salahnya internet sebagai media belajar, kedua sebagai mahasiswa kritis kita perlu bijak dibumi (artinya kita harus tahu dan memahami kondisi, situasi serta apa yang kita kontribusikan terhadap kejadian disekitar kita)
Selanjutnya kata Subaidi (Ketua BEM) dengan adanya pertemuan tersebut kita sepakat bahwa setiap kali seorang motivator memberikan motivasinya kepada kita, pada saat itu pula kita merasa seperti terserang sindrom atau semacam habis mengkonsumsi suplemen pembangkit semangat bahkan saking besarnya semangat itu mengalahkan semangat santri yang tergabung dalam Resolusi Jihadnya KH. Hasyim Asy’ari dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini. Tentunya kita berharap banyak dari pertemuan dalam kegiatan kuliah umum tersebut akan ada perubahan signifikan dalam diri kita sendiri atau pun lingkungan kampus kita, baik dalam bentuk semangat ataupun peningkatan mutu. Bahwa kita sepenuhnya sadar bahwa harapan ini tidak akan tercapai jika tidak ada kerja sama yang baik (concern) dari civitas akademik dan jajaran dosen. Berangkat dari ketersiksaan antara impian yang tinggi dengan kemampuan yang terbatas jika ada kemauan yang tinggi dibarengi dengan kerja keras bukan tidak mungkin semua itu akan mudah dicapai. (as)