Pada tahun 1866 KH. Ibrohim Baijuri (Kh. Ibrohim bin Abdul Jalil) hijrah dari Desa Blega dan menetap sekaligus berdakwah di Desa Galis. Meskipun Desa Galis pada masa itu dikenal sebagai tempat yang penuh dengan kemungkaran dan kejahatan, KH. Ibrohim dengan kealiman dan kesabarannya menjadi seorang tokoh agama yang disegani karena perjuangan dan perannya yang sangat besar dalam mendidik masyarakat. Pada tahun 1968 beliau wafat, dan perjuangannya dalam mendidik dan menegakkan agama islam dilanjutkan oleh kedua putranya, KH. Zainuddin dan KH. Asyiq.
KH. Asyiq mendirikan surau kecil tempat beberapa santri belajar mengaji al Quran dan kitab klasik, beberapa santrinya berasal dari daerah sekitar desa Galis, seperti desa Banjar, desa Longkek, desa Pekadan, dan desa Banyubunih. Tahun 1928 M KH. Asyiq wafat kemudian diteruskan oleh putranya, KH. Serudji Asyiq dan KH. Moh. Bahri Asyiq. Tahun 1947 berdiri Madrasah Diniyah Miftahul Ulum sebagai cikal bakal Al Ibrohimy, baru pada tahun 1979 Februari dengan resmi didirikanlah pondok pesantren Al Ibrohimy, dan berbentuk yayasan pada tahun 1984 bersamaan dengan Madrasah Ibtidaiyah. Selanjutnya pada tanggal 22 Desember tahun 1988, didirikan pula panti asuhan anak yatim.

Pendiri Al Ibrohimy
Santri Pondok Pesantren Al Ibrohimy semakin lama semakin banyak secara kuantitas, sehingga sedikit demi sedikit secara bertahap didirikan pula Lembaga Pendidikan dari semua tingkat Pendidikan. Madrasah Diniyah bersamaan dengan didirikannya Yayasan Pendidikan Islam Al Ibrohmy tahun 1979, Madrasah Ibtidaiyah (setara SD), Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak, Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP), Madrasah Aliyah (setara SMA), dan Peruruan Tinggi Al Ibrohimy.