Bangkalan, 5 November 2025 – Dalam rangka memantapkan persiapan menuju asesmen lapangan akreditasi perguruan tinggi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Institut Bahri Asyiq Galis Bangkalan menyelenggarakan kegiatan Simulasi Akreditasi Perguruan Tinggi pada Rabu, 5 November 2025. Kegiatan ini berlangsung mulai pukul 13.00 hingga 17.00 WIB, bertempat di Meeting Room lantai 2, Gedung Abuya KH. Muslih Bahri.
Simulasi akreditasi ini merupakan bagian penting dari upaya strategis kampus untuk memastikan seluruh dokumen, data, dan pelaksanaan kinerja kelembagaan telah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) serta panduan Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi (IAPT) yang ditetapkan oleh BAN-PT.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Rektor Institut Bahri Asyiq Galis Bangkalan, para wakil rektor, dekan fakultas, ketua program studi, kepala unit, serta tim penjaminan mutu internal. Dalam simulasi ini, setiap unit kerja diberikan kesempatan untuk memaparkan hasil evaluasi diri, capaian kinerja, serta bukti-bukti fisik pendukung yang akan menjadi bahan utama dalam proses asesmen lapangan nanti.

Kegiatan simulasi ini juga menghadirkan narasumber sekaligus mentor Dr. Hermanto Halil, M.Pd.I (Pakar Manajemen Perguruan Tinggi), yang memberikan arahan teknis sekaligus pembekalan strategis bagi seluruh tim akreditasi. Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya menjadikan proses akreditasi sebagai dasar arah pengembangan kelembagaan ke depan. “Program kerja perguruan tinggi harus berbasis akreditasi dengan menerapkan siklus PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan). Dengan cara itu, setiap kegiatan akademik maupun nonakademik memiliki arah yang terukur dan berkelanjutan,” tegas Dr. Herman.
Dalam sambutannya, Rektor Institut Bahri Asyiq Galis Bangkalan menegaskan bahwa simulasi ini bukan sekadar latihan administratif, tetapi merupakan proses pembelajaran institusional dalam menanamkan budaya mutu di seluruh lini perguruan tinggi. “Akreditasi bukan semata tentang nilai, tetapi tentang komitmen kita terhadap mutu yang berkelanjutan. Melalui simulasi ini, kita ingin memastikan bahwa seluruh elemen kampus memahami perannya dalam menjaga standar akademik dan tata kelola kelembagaan,” ujarnya.
Simulasi berjalan dengan suasana serius namun penuh antusias. Setiap bagian dipandu oleh tim penjaminan mutu untuk memeriksa kesesuaian dokumen borang, kejelasan narasi evaluasi diri, serta kesiapan jawaban terhadap potensi pertanyaan asesor. Kegiatan ini juga melibatkan review internal terhadap bukti fisik, mulai dari laporan kinerja dosen, kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat, hingga sistem tata kelola akademik dan nonakademik.
Selain itu, kegiatan simulasi ini memberikan ruang diskusi interaktif antar-unit untuk memperkuat sinergi dan memperbaiki aspek-aspek yang masih perlu disempurnakan. Beberapa rekomendasi teknis muncul dari hasil evaluasi internal, di antaranya perlunya penguatan data tracer study, dokumentasi kegiatan tridharma yang lebih sistematis, serta peningkatan integrasi sistem informasi akademik.
Dengan terselenggaranya simulasi ini, Institut Bahri Asyiq Galis Bangkalan menegaskan kesiapannya untuk menyambut asesmen lapangan resmi dari BAN-PT, yang akan menjadi penentu status akreditasi perguruan tinggi dalam periode berikutnya. Kegiatan ini juga menjadi wujud nyata komitmen lembaga dalam menjalankan prinsip PPEPP mutu secara berkelanjutan.
Menutup kegiatan, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu Aminullah, S.Pd.I., M.I.kom, menyampaikan apresiasi kepada seluruh civitas akademika atas kerja keras dan kolaborasi yang solid. “Simulasi ini adalah bentuk kesiapan kita, bukan hanya dalam menghadapi asesor, tetapi dalam membangun budaya mutu yang sesungguhnya. Semoga hasil kerja bersama ini menjadi langkah awal menuju pengakuan akreditasi terbaik bagi Institut Bahri Asyiq Galis Bangkalan,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Institut Bahri Asyiq Galis Bangkalan menunjukkan komitmennya sebagai lembaga pendidikan tinggi yang senantiasa berbenah, berorientasi pada mutu, dan siap menghadapi tantangan dunia pendidikan tinggi yang terus berkembang.







