STIT Al Ibrohimy Galis Bangkalan menggelar seminar internasional, selasa 16 november 2021.
Syaikh Muhyiddin bin Abdul Razzak Al Mizawiyah sebagai pemateri utama tiba di Al Ibrohimy tepat pukul 13.30 WIB (16/11). Di halaman utama Pondok Pesantren Al Ibrohimy, keluarga besar yayasan Pendidikan Islam Al Ibrohimy menyambut rombongan Syaikh menuju panggung. Ketua STIT Al-Ibrohimy, Drs. KH. Walid Sja’rany, M.Si membuka acara dengan sambutannya dengan sedikit sejarah dan profil Imam Nawawi yang karya dan pemikirannya akan dipelajari di acara ini.
Syaikh Muhyiddin yang memiliki nasab kepada Sayyidina Abu Bakar as Siddik ini mengapresiasi Kiai Ibrohim Muchlis dan kepada segenap keluarga Yayasan yang telah berinisiatif dan menggelar seminar tersebut. Menurut beliau, acara seperti ini penuh dengan berkah dan penting untuk santri dan mahasiswa Al ibrohimy, serta masyarakat pada umumnya.
Materi inti disampaikan oleh Syaikh Muhyiddin bin Abdul Razzak Al Mizawiyah tentang sejarah Imam Nawawi, keistimewaannya, pemikirannya dan karyanya, terutama tentang implementasi ilmu tasawwuf dalam kehidupan sehari-hari.
Seminar Internasional bertajuk, “Kajian Kitab Arbain Nawawi” ini dihadiri ratusan peserta, selain santri dan mahasiswa Al Ibrohimy, hadir pula puluhan alumni dari berbagai daerah. Meskipun hujan deras sebelum acara dimulai, namun lokasi seminar sesak oleh peserta yang jumlahnya sekitar 800-an orang.
Setelah materi disampaikan, beliau mempersilakan peserta untuk bertanya. Antusiasme besar peserta dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang disampaikan. Santri, ustadz, mahasiswa dan alumni bergantian menyampaikan pertanyaannya, Syaikh Muhyiddin menjawabnya satu per satu, jelas dan lengkap.
Acara ditutup dengan doa untuk keberkahan majelis ilmu, khususnya kebaikan untuk Pondok Pesantren Al-Ibrohimy.
Setelah acara selesai, Kiai Ibrohim Muchlis selaku pengasuh pondok pesantren Al Ibrohimy menyampaikan bahwa, Al Ibrohimy akan terus berusaha mendatangkan pemateri-pemateri nasional dan internasional di masa yang akan datang. Guru yang tidak hanya jelas nasab keturunannya namun juga jelas nasab kelimuannya, untuk menyeimbangkan perkembangan antara ilmu sains teknologi dan ilmu ruhani di Al Ibrohimy.